Markus” Terapis Japanese Thai Ditangkap Ditreskrimum Polda Sumut

0
HMR – Tim DitReskrimum Polda Sumut menangkap pria yang mengaku bisa membebaskan para terapis Japanese Thai Massage yang sempat diamankan oleh Personel Subdit Renakta Ditreskrimsus Polda Sumut beberapa waktu yang lalu. 
Direktur Reskrimum Polda Sumatera Utara Kombes Pol Tatan Dirsan Atmaja didampingi Kabid Humas Polda Sumut Kombes Pol Hadi Wahyudi mengatakan, Berawal tersangka Lambas Fredi Siregar datang ke lokasi terapis di Kota Pematangsiantar.
“Tersangka datang ke tempat terapis, begitu sampai tidak menemukan para terapis. Saat lokasi itu ia bertemu kakak salah satu terapis dan menanyakan kenapa tutup. Ternyata tersangka mengetahui kalau terapis itu baru digerebek,” terang Tatan , Selasa (09/11/2021) saat konferensi pers di area Polda Sumut.
Selanjutnya, tersangka berusaha mencari nomor handphone pemilik terapis bernama Hendi. “Saat perjalanan ke Medan, tersangka menghubungi rekannya bernama Irfan untuk menanyakan kenalan penyidik Poldasu,” ucapnya. 
Setelah mendapatkan nomor handphone pemilik terapis, tersangka menghubunginya. “Tersangka Lambas dan pemilik terapis video call. Kemudian dilanjutkan komunikasi melalui chat WhatsApp. Percakapan itu berisi kalau Lambas bisa mengurus para terapis,” kata dia. 
Setelah komunikasi dengan Lambas, pemilik terapis kemudian mengirim uang Rp 35 juta ke rekening BCA atas nama Lilis Elisabeth Manullang yang merupakan teman dari Lambas. 
“Terjadi pengiriman pertama Rp 30 juta, lalu pengiriman kedua sebesar Rp 5 juta untuk biaya operasional para tersangka,” jelas DitReskrimum. 
Lantaran para terapis tak kunjung keluar, Hendi membuat pengaduan ke Polres Pematangsiantar. 
“Pemilik terapis meminta kepada penyidik untuk memblokir rekening atas nama Lilis. Ternyata uang yang Rp 30 juta sudah sempat diambil para tersangka dan uangnya sudah dibagikan kepada kepada Irfan dan Lilis,” ujarnya. 
Atas kejadian tersebut, petugas DitReskrimum Polda Sumut langsung melakukan pengejaran terhadap tersangka Lambas dan dua rekannya. 
“Tersangka Lambas ini dulu pernah bekerja di salah satu bank. Dia ditangkap di Jalan Medan-Binjai. Sedangkan Irfan sebagai supir dan Lilis sebagai ibu rumah tangga,” katanya
Diakui Hendi, saat komunikasi dengan tersangka, Lambas mengaku sebagai anggota BIN. 
“Dia mengaku BIN, jadi saya percaya sama dia bisa mengurus para terapis,” ucap Hendi. 
Saat diinterogasi petugas, tersangka mengaku kalau uang Rp 30 juta itu telah dibagikan kepada kedua rekannya. “Tidak ada sama polisi,” akunya. 
Sebelumnya, Polda Sumatera Utara membantah kalau anggota Polri melakukan pemerasan terhadap pekerja terapis ‘Japanese Thai Massage’ Kota Pematangsiantar yang sempat diamankan. “Adanya dugaan pemerasan yang dilakukan oleh oknum Polri itu tidak benar,” kata Kabid Humas Polda Sumut Kombes Pol Hadi Wahyudi saat klarifikasi pemberitaan yang menyebutkan adanya dugaan pemerasan yang dilakukan anggota Poldasu terhadap pekerja terapis. 
Kabid Humas Poldasu, penyidik saat ini sedang mengejar pria berinisial LFR yang mengaku polisi bisa membebaskan para terapis. “Jadi kawan-kawan sudah dengar sendiri kalau D dan S mengaku tidak ada pemerasan. Jadi ada seseorang yang mengaku Polisi bisa membebaskan, ternyata orang itu pelanggan ibu D. Bukti transfernya pun ada dan jelas bukan ke polisi dia menawarkan diri ke toke pijat. Penyidik saat ini mengejar LFS ini karena dia yang menawarkan diri meminta uang,” tutup Hadi,(Akhyar Nst).
Sebarkan

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *