Butuh Ularan Tangan, Mata Anak Wartawan Terserang Radiasi

0

MEDAN| HMR  

Semenjak adanya masa pandemik covid 19, semua kegiatan masyarakat dibatasin, termasuk dalam hal ngajar mengajar disekolahan. Semua pembelajaran melalui media Handphone dilalukan secara Online. Tak hanya para remaja yang duduk dibangku Sekolah menengah Keatas, para siswa dan siswi yang duduk dibangku Sekolah Dasar pun terlibat dalam pembelajaran secara online. 

Dunia elektronik seperti Handphone pun sudah menjadi kebutuhan sehari-hari dari kalangan orang tua hingga anak anak. 

Akibatnya radiasi menyerang kelopak mata.  Salah satunya dialami Pandy (6) anak salah satu wartawan kota Medan,  Rafli warga Dusun VII, Desa Bandar Setia, Kecamatan Percut Sei Tuan.

Mata perih dan mengeluarkan air setiap saat hingga membuat pandangannya kabur. 

” Selalu main handphone anak saya itu bang, dari belajar tiap hari beberapa jam, hingga dilanjutkan dengan permainan game yang disukainya”, ucap Linda (39) ibunda Pandy. 

Linda juga mengatakan, selepas anaknya bermain handphone dan bermain keluar rumah dengan temannya, selalu handphone yang dicarinya usai pulang bermain dari luar rumah. 

“Abis belajar dan maen game, anak saya itu main sama temannya diluaran, tapi sebentar saja waktunya, abis itu pulang main hp lagi, gitu-gitu aja tiap hari, hingga baru ketahuan belakangan ini kelopak bawah dan samping matanya bertambah Hitam, dan selalu berkata selalu perih serta berair kepada saya dan susah melihat, dari situ langsung saya hentikan bermain hp”, ungkap ibu Dua ornag anak tersebut kepada wartawan, Selasa (16/02/0/2021) Malam

Tak sampai disitu saja, Linda juga mendengar kabar dari Saudara iparnya bahwa keponakan iparnya tersebut mengalami hal yang sama percis dengan keadaan anaknya, hingga sampai dioperasi dengan menelan biaya yang lumayan banyak, namun, selang beberapa minggu bocah yang sebayah dengan anaknya meninggal dunia. 

Mendengar itu, Linda merasa takut dan enggan membawa anaknya kedokter. 

“Saya takut bang dengan keadaan anak saya yang seperti ini, mau dibawa berobat pun saya keterbatasan biaya, semenjak masa Covid ini susah sekali mencari uang, hanya lepas-lepas makan saja sudah syukur bang, suami saya bekerja juga disalah satu media, namun tak mencukupi buat biaya sehari-hari dan jajan anak-anak serta kebutuhan rumah tangga lainnya, kalau tidak dibantu dengan kerja sampingannya, saya pun berharap ada dermawan yang dapat menyisikan sedikit rezekinya untuk membantu anak saya, saya hanya ibu rumah tangga bang, biar saya obatkan dulu ke alternatif anak saya, tapikan perlu biaya juga bang tuk berobat”, harap Linda.  (Red)

Sebarkan

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *