Pasien Transplantasi Ginjal Minta Perhatian Khusus terkait Obat Prograf 1mg

0

Medan, HARIANMEDIARAKYAT – Arnold Bresaman Lumban Gaol, seorang pasien transplantasi ginjal di Rumah Sakit Haji Adam Malik (RSHAM) Medan, mengekspresikan kekhawatirannya terhadap penggantian obat yang terjadi pada kunjungannya hari Jumat, 19 Juli 2024. Arnold, yang telah menjadi pasien setia selama 1 tahun 2 bulan, biasanya mengonsumsi Prograf 1mg dan Herbesser 200mg. Namun kali ini, ia mendapatkan Tacsograf 1mg sebagai penggantinya.

Arnold menegaskan pentingnya konsistensi dalam perawatan pasien transplantasi ginjal. “Sebelumnya, saya tidak tahu mengenai perubahan ini. Hal ini sangat membingungkan dan mengganggu stabilitas kesehatan saya,” ungkapnya. Arnold memohon agar obat Prograf tetap diberikan seperti biasa karena telah terbukti efektif menjaga kesehatannya.

Tony Richard Samosir, Ketua Umum Komunitas Pasien Cuci Darah Indonesia (KPCDI), menekankan pentingnya konsultasi bagi pasien pasca-transplantasi. “Pergantian jenis obat harus didiskusikan secara seksama dengan tim medis yang berwenang untuk menghindari risiko serius,” katanya.

Studi internasional menunjukkan bahwa pergantian jenis obat imunosupresan harus dilakukan dengan sangat hati-hati dan tidak disarankan tanpa konsultasi yang tepat. Tony Richard Samosir juga mendesak perlunya regulasi yang lebih ketat untuk melindungi hak-hak pasien dan memastikan keselamatan mereka dalam pengelolaan obat pasca-transplantasi.

Arnold berharap agar pemerintah, termasuk BPJS Kesehatan, memberikan perhatian serius terhadap hal ini. “Transparansi dalam kebijakan pengobatan sangat penting bagi kami sebagai pasien untuk mendapatkan perawatan yang aman dan efektif,” tambahnya.

Rosario Dorothy Simanjuntak, Sub Koordinator Hukum, Organisasi, dan Humas RSUP HAM, menjelaskan bahwa tidak ada perubahan regimen pengobatan pasien yang dilakukan oleh RS. “Kandungan obat yang diberikan saat ini sama dengan sebelumnya dan telah dijelaskan kepada pasien saat pemberian obat,” ujarnya.

Menanggapi pertanyaan mengenai konsultasi dengan dokter yang melakukan operasi, Rosario Dorothy Simanjuntak menjelaskan bahwa meskipun pasien menjalani transplantasi di RSCM, mereka secara rutin berkonsultasi dengan dokter di RS Adam Malik. “Pasien pasti bertemu dan berkonsultasi dengan dokter di sini,” pungkasnya.

Isu ini menyoroti kebutuhan akan komunikasi yang efektif antara pasien, rumah sakit, dan tim medis dalam manajemen perawatan pasien transplantasi ginjal, untuk memastikan konsistensi dan keamanan dalam penggunaan obat-obatan. (Agung)

Sebarkan

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *