SEKTOR JASA KEUANGAN STABIL, MENDUKUNG PERTUMBUHAN EKONOMI SUMATERA UTARA
HARIANMEDIARAKYAT, Medan, 15 Juli 2024 — Otoritas Jasa Keuangan (OJK) Provinsi Sumatera Utara melaporkan bahwa stabilitas sektor jasa keuangan di daerah ini tetap terjaga dengan baik, berkat kinerja intermediasi yang solid, likuiditas yang memadai, dan tingkat permodalan yang kuat.
Ekonomi Sumatera Utara dipengaruhi oleh pemulihan ekonomi global yang tidak merata. Rebound di negara maju dan berkembang meningkatkan permintaan ekspor komoditas utama dari Sumatera Utara, seperti minyak kelapa sawit (CPO), karet, dan kopi. Peningkatan permintaan ini mendukung pertumbuhan sektor industri pengolahan dan perdagangan. Selain itu, pemulihan harga komoditas ekspor juga memperbaiki neraca perdagangan dan mendukung aktivitas ekonomi lokal.
Pada triwulan I 2024, ekonomi Provinsi Sumatera Utara tumbuh sebesar 4,88 persen year-on-year (yoy), meskipun mengalami perlambatan dari pertumbuhan 5,02 persen yoy pada triwulan IV 2023. Perlambatan ini disebabkan oleh menurunnya konsumsi pemerintah dan investasi, seiring dengan siklus penyerapan anggaran yang rendah dan sikap wait and see dari investor terkait Pemilu 2024. Namun, konsumsi rumah tangga tetap kuat, didorong oleh perayaan Tahun Baru Imlek dan bulan Ramadhan, yang membantu menahan perlambatan ekonomi.
Sektor pertanian mengalami akselerasi pertumbuhan dengan angka 3,42 persen yoy pada triwulan I 2024, terutama karena peningkatan produksi padi. Sektor industri pengolahan juga tumbuh sebesar 3,73 persen yoy, didorong oleh permintaan tinggi dari pasar domestik dan internasional, terutama dalam pengolahan minyak goreng.
Pertumbuhan ekonomi yang positif dan stabilitas sektor keuangan memberikan dasar yang kuat untuk pengembangan lebih lanjut dalam sektor ekonomi dan keuangan, serta mendukung inklusi keuangan yang lebih luas di Sumatera Utara.
Perkembangan Sektor Perbankan
Sektor perbankan Sumatera Utara menunjukkan ketahanan dengan peningkatan modal dan likuiditas hingga Mei 2024. Pertumbuhan kredit mencapai 7,26 persen yoy, pulih dari pertumbuhan negatif 2,40 persen yoy tahun lalu. Kredit produktif mendominasi penyaluran kredit, dengan total Rp186,06 triliun atau 69,76 persen dari total kredit, mengalami pertumbuhan 5,06 persen yoy. Kredit Modal Kerja berkontribusi sebesar 44,49 persen dengan pertumbuhan 7,85 persen yoy, sementara kredit Investasi mencapai 25,27 persen dengan pertumbuhan 0,48 persen yoy.
Pertumbuhan kredit produktif didorong oleh sektor Industri Pengolahan yang tumbuh 11,93 persen yoy, terutama dari subsektor pengolahan minyak goreng yang meningkat signifikan sebesar 22,50 persen yoy. Penyaluran kredit UMKM mencapai Rp79,72 triliun dengan pertumbuhan 9,06 persen yoy, didominasi oleh sektor Perdagangan (45,41 persen) dan Pertanian (26,08 persen).
Kredit konsumtif juga meningkat, mencapai Rp80,66 triliun dengan pertumbuhan 12,71 persen yoy. Kualitas kredit perbankan tetap terjaga dengan rasio non-performing loan (NPL) net sebesar 1,01 persen dan NPL gross 2,05 persen. Penghimpunan Dana Pihak Ketiga (DPK) mencapai Rp317,37 triliun, tumbuh 5,62 persen yoy, dengan simpanan Giro dan Deposito mengalami pertumbuhan signifikan. Rasio likuiditas dan ketahanan modal juga menunjukkan angka yang solid.
Perkembangan Pasar Modal
Pengumpulan modal di pasar modal oleh perusahaan berbasis di Sumatera Utara mencapai Rp2,28 triliun, dengan 11 perusahaan melakukan IPO, 1 perusahaan menerbitkan obligasi, dan 5 entitas terlibat dalam skema pendanaan kolektif (securities crowdfunding). Pada 2024, OJK dan Bursa Efek Indonesia (BEI) mengidentifikasi dua perusahaan potensial untuk IPO di sektor Real Estate dan Pengadaan Listrik dan Air. Jumlah investor di Pasar Modal mencapai 583.449 SID, tumbuh 16,96 persen yoy, dengan reksadana sebagai pilihan utama.
Perkembangan Sektor IKNB
Nilai piutang perusahaan pembiayaan tumbuh 13,46 persen yoy pada Maret 2024. Pertumbuhan pembiayaan modal ventura dan fintech peer-to-peer lending juga meningkat. Penyaluran pembiayaan oleh lembaga keuangan mikro dan perusahaan pergadaian menunjukkan pertumbuhan positif, dengan total pinjaman mencapai Rp4,58 triliun per April 2024.
Perlindungan Konsumen
Selama Januari hingga Juni 2024, OJK Sumatera Utara menerima 655 pengaduan konsumen, dengan 521 pengaduan berhasil diselesaikan. Kantor OJK juga mengadakan 40 kegiatan edukasi keuangan dengan lebih dari 9.000 peserta, termasuk program edukasi di daerah 3T dan pelatihan di pondok pesantren.
Dengan stabilitas sektor keuangan dan pertumbuhan ekonomi yang positif, Sumatera Utara berada pada jalur yang baik untuk pengembangan ekonomi dan keuangan di masa mendatang. (Agung)