Sentuhan Kemanusiaan di Tengah Luka Banjir, Permabudhi dan Matresia Sumut Hadir untuk Warga Helvetia Timur
MEDAN, HARIANMEDIARAKYAT – Di tengah sisa lumpur dan trauma akibat banjir besar yang menerjang Kota Medan akhir November lalu, secercah harapan datang bagi warga Kelurahan Helvetia Timur. Kepedulian lintas umat kembali terwujud saat Persatuan Umat Buddha Indonesia (Permabudhi) dan Majelis Rohaniwan Tridharma Seluruh Indonesia (Matresia) Sumatera Utara turun langsung menyalurkan bantuan sembako kepada warga terdampak, Minggu (28/12) sore.
Banjir yang merendam kawasan padat penduduk itu tak hanya merusak rumah dan perabot warga, tetapi juga memutus aktivitas ekonomi dan meninggalkan beban psikologis bagi keluarga korban. Melihat kondisi tersebut, Ketua Permabudhi Sumut Drs. Wong Chun Sen Tarigan, M.Pd.B bersama Ketua Matresia Sumut Budi Malem, SMt memilih hadir langsung menyapa warga dan menyerahkan bantuan secara simbolis.
Di hadapan warga, Wong Chun Sen Tarigan menyampaikan empati mendalam atas musibah yang terjadi. Ia menegaskan bahwa kehadiran Permabudhi dan Matresia bukan sekadar membawa bantuan, tetapi juga dukungan moril agar warga tetap kuat menghadapi cobaan.
“Wilayah ini memang dekat dengan aliran sungai dan rawan banjir, namun kejadian kemarin benar-benar di luar perkiraan. Kami berharap bantuan ini bisa sedikit meringankan beban bapak dan ibu, sekaligus menjadi penguat semangat untuk bangkit kembali,” ujarnya.
Puluhan paket sembako yang dibagikan berisi kebutuhan pokok seperti beras, gula, teh, mi instan, dan minyak goreng. Wong juga menyampaikan ucapan Selamat Natal dan Tahun Baru kepada warga, seraya berharap tahun mendatang membawa kesehatan, keselamatan, dan kehidupan yang lebih baik.
Sementara itu, Ketua Matresia Sumut Budi Malem menjelaskan bahwa aksi kemanusiaan tersebut merupakan bagian dari rangkaian bantuan yang terus digulirkan ke berbagai daerah terdampak banjir di Sumatera Utara.
“Hari ini kami berada di Helvetia Timur, sebelumnya kami juga membantu warga di Batangkuis. Ke depan, kami berencana menyalurkan bantuan ke Aceh Tamiang yang kondisinya cukup memprihatinkan. Ini adalah panggilan kemanusiaan, tanpa melihat latar belakang apa pun,” katanya.
Rasa haru dan syukur pun tergambar dari wajah warga penerima bantuan. Salah satunya, Ny. Simbolon Br. Pasaribu, yang mengaku sangat terbantu dengan kepedulian tersebut.
“Bantuan ini sangat berarti bagi kami. Di saat kondisi sulit seperti ini, perhatian dan kepedulian sungguh menguatkan hati. Semoga kebaikan bapak dan ibu dibalas oleh Tuhan,” tuturnya lirih.
Aksi solidaritas ini menjadi bukti bahwa di tengah bencana, nilai kemanusiaan dan kebersamaan tetap hidup, memberi harapan bagi mereka yang sedang berjuang bangkit dari musibah. (Agung)
