OJK dan BEI Identifikasi 10 Perusahaan Potensial Lakukan IPO di Sumut

0

HARIANMEDIARAKYAT, Medan

Otoritas Jasa Keuangan (OJK) mencatatkan modal melalui emisi di Pasar Modal dari perusahaan yang berbasis di wilayah Sumatera Utara (Sumut) yang telah terkumpul dengan jumlah mencapai sebesar Rp4,67 triliun.

Dari besaran tersebut dengan melibatkan sebanyak 11 perusahaan yang melaksanakan Penawaran Umum Perdana (Initial Public Offering/IPO), dan 1 perusahaan yang menerbitkan obligasi, serta 5 entitas usaha yang menjadi penerbit dalam bentuk skema pendanaan kolektif (securities crowdfunding/SCF).

Untuk 4 tahun ke depannya, OJK dengan Bursa Efek Indonesia (BEI) telah mengidentifikasi 10 perusahaan yang cukup potensial yang untuk melakukan IPO di Sumut.

“Peningkatan jumlah emiten saham tersebut di daerah berdampak terhadap lingkungan investasi yang lebih dinamis dan beragam, dengan memberikan peluang bagi investor lokal dan nasional untuk berpartisipasi dalam pertumbuhan ekonomi di wilayah Sumut.

Selain itu, perusahaan IPO memiliki dampak positif yang luas, termasuk penciptaan lapangan pekerjaan baru, untuk peningkatan pendapatan pajak, dan dorongan terhadap ekosistem bisnis lokal,” ujar Wan Nuzul Fachri selaku Deputi Direktur Managemen Strat EPK dan Kemitraan Pemerintah Daerah, Jumat (19/4/2024)

Ditambahkan dia, untuk perkembangan investor di Pasar Modal telah menunjukkan pergerakan yang signifikan dari segi akses keuangan, sejajar dengan kemajuan teknologi dan penyediaan informasi keuangan. Hingga Februari 2023, terdapat total 571.641 single investor identification (SID) atau akun investor tercatat di Sumut, dengan mencerminkan pertumbuhan sebesar 17,41 persen yoy.

Sementara untuk konteks instrumen investasi, reksadana menjadi salah satu pilihan yang dominan dengan jumlah investor terbanyak, mencapai 537.575 dan bertumbuh tertinggi dibanding instrumen lainnya yaitu sebesar 18,16 persen yoy.

Dijelaskan Nuzul, jumlah saham yang dimiliki olehnya investor (kepemilikan saham) di Sumut yang mengalami kontraksi 34,92 persen secara yoy. Dilihat berdasarkan jenisnya, kepemilikan saham dari investor perorangan melanjutkan tren peningkatan sebesar 16,58 persen yoy.

Sementara investor berjenis institusi/perusahaan cenderung melepas kepemilikan sahamnya, umumnya dilakukan untuk penambahan modal, diversifikasi portofolio, atau memberikan likuiditas pada pemegang saham.

Kegiatan perdagangan saham oleh investor di Sumatera Utara pada Februari 2024 cenderung termoderasi, terlihat dari besarnya total nilai transaksi jual dan beli saham yang mencapai Rp6,19 triliun. 

Secara kumulatif (Januari hingga Februari 2024), akumulasi nilai transaksi saham tercatat sebesar Rp13,56 triliun, dengan rata-rata bulanan mencapai Rp6,78 triliun, katanya mengakhiri. (JB Rumapea)

Sebarkan

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *