Stabilitas Sektor Jasa Keuangan Mendukung Pertumbuhan Ekonomi Sumatera Utara
HARIANMEDIARAKYAT
Medan, 17 Juli 2024 – Otoritas Jasa Keuangan (OJK) Provinsi Sumatera Utara mengungkapkan bahwa stabilitas sektor jasa keuangan di daerah ini tetap terjaga dengan baik. Kinerja sektor ini didorong oleh intermediasi yang kuat, likuiditas yang cukup, dan modal yang solid. Stabilitas ini memberikan dukungan penting bagi pertumbuhan ekonomi Sumatera Utara.
Ekonomi Sumatera Utara tumbuh sebesar 4,88% pada triwulan pertama 2024, meskipun mengalami perlambatan dari 5,02% di akhir 2023. Perlambatan ini disebabkan oleh menurunnya konsumsi pemerintah dan investasi karena siklus penyerapan anggaran yang rendah dan ketidakpastian terkait Pemilu 2024. Meskipun demikian, konsumsi rumah tangga tetap kuat, didorong oleh perayaan Tahun Baru Imlek dan bulan Ramadhan, yang membantu menahan perlambatan ekonomi.
Sektor perbankan di Sumatera Utara menunjukkan kinerja yang positif dengan pertumbuhan kredit mencapai 7,26% year-on-year. Kredit produktif, yang meliputi kredit modal kerja dan investasi, mengalami pertumbuhan yang signifikan. Sektor industri pengolahan menjadi kontributor utama dengan pertumbuhan kredit yang tinggi, terutama pada subsektor pengolahan minyak goreng. Sektor ini mendapat dorongan dari permintaan domestik yang kuat, perbaikan kondisi pandemi, dan program hilirisasi industri kelapa sawit seperti B35 dan B40.
Peningkatan penyaluran kredit kepada Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM) juga mencerminkan pertumbuhan yang inklusif. Hingga Mei 2024, kredit untuk UMKM mencapai Rp79,72 triliun, meningkat 9,06% year-on-year. Kredit UMKM didominasi oleh sektor perdagangan dan pertanian. Kredit konsumtif juga mengalami pertumbuhan stabil, mencapai Rp80,66 triliun pada Mei 2024, dengan pertumbuhan 12,71% year-on-year. Peningkatan ini didorong oleh meningkatnya konsumsi rumah tangga dan daya beli masyarakat.
Pasar modal Sumatera Utara menunjukkan dinamika yang positif dengan pengumpulan modal melalui emisi saham mencapai Rp2,28 triliun. Pada tahun 2024, OJK dan Bursa Efek Indonesia (BEI) mengidentifikasi perusahaan baru yang akan melakukan IPO di sektor jasa kesehatan. Pertumbuhan jumlah investor juga meningkat, dengan 583.449 akun investor terdaftar hingga April 2024, mengalami pertumbuhan 16,96% year-on-year. Reksadana menjadi instrumen investasi yang paling populer, sementara saham menunjukkan pertumbuhan yang signifikan dalam hal rekening.
Sektor lembaga keuangan non-bank (IKNB) juga menunjukkan kinerja positif. Piutang oleh perusahaan pembiayaan tumbuh 13,46% year-on-year hingga Maret 2024, dengan peningkatan pada pembiayaan produktif. Fintech peer-to-peer (P2P) lending mencatat pertumbuhan outstanding pinjaman sebesar 40,24% year-on-year hingga April 2024. Pembiayaan modal ventura dan lembaga keuangan mikro (LKM) juga menunjukkan pertumbuhan yang sehat, mendukung akses keuangan bagi berbagai segmen masyarakat.
OJK juga aktif dalam melindungi konsumen dengan menangani 655 pengaduan yang diterima antara Januari dan Juni 2024. Pengaduan terkait sektor perbankan, asuransi, fintech, dan pembiayaan telah ditindaklanjuti. Selain itu, OJK telah menyelenggarakan 40 kegiatan edukasi keuangan dengan partisipasi lebih dari 9.000 peserta, termasuk program edukasi di daerah tertinggal dan pondok pesantren.
Secara keseluruhan, stabilitas sektor keuangan dan pertumbuhan ekonomi yang positif di Sumatera Utara memberikan landasan yang kuat untuk pengembangan ekonomi yang lebih lanjut serta upaya untuk memperluas inklusi keuangan di daerah ini. (Agung)